Merdeka Belajar Ibarat Terapi Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19, dengan Rumah Belajar dan Akun Pembelajaran belajar.id sebagai Obatnya (Pengalaman PembaTIK Level I)

 

Awal tahun 2021 masih dihantui kegalauan akan pandemic covid-19. Sebagai pendidik yang sudah melewati pembelajaran di tengah pandemi selama tahun 2020 membuat saya merasa cukup sedih karena merasakan adanya learning loss. Laksana gejala yang terobati, dengan mendengar kata “Merdeka!”

Apakah kalian pernah mendengar slogan “merdeka belajar”? Pada kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) level 1 atau level literasi Tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring pada 15-26 April 2021 lalu ada poin penting yang perlu kita pahami sebagai bapa/ibu guru pendidik.

Yang pertama adalah apa sih “merdeka belajar” itu?

Sebagai bapak/ibu guru pendidik, Kebijakan Merdeka Belajar akan mengubah paradigma guru sebagai informasi semata menjadi guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar. Dalam hal pedagogi, Kebijakan Merdeka Belajar akan meninggalkan pendekatan standarisasi menuju pendekatan heterogen yang lebih paripurna memampukan guru dan peserta didik menjelajahi khasanah pengetahuan yang terus berkembang.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim slogan 'Merdeka Belajar' lahir karena anak-anak Indonesia belum merdeka dalam belajar. Hadirnya slogan 'Merdeka Belajar' merupakan upaya memerdekakan pemikiran generasi penerus bangsa. Dia ingin pemikiran anak generasi muda dapat merdeka sehingga mereka mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik. "Karena belum merdeka, dan itu aspirasi kita untuk memerdekakan otak anak-anak penerus bangsa kita, memerdekakan kesempatan ekonomi mereka pada saat mereka sudah keluar dari sekolah sekolah dan masuk ke dunia pekerjaan," ucap Nadiem.

Dengan Kebijakan Merdeka Belajar, peserta didik adalah pemimpin pembelajaran dalam arti merekalah yang membuat kegiatan belajar mengajar bermakna, sehingga pemelajaran akan disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta didik dan didukung dengan beragam teknologi yang memberikan pendekatan personal bagi kemajuan pemelajaran tiap peserta didik, tanpa mengabaikan pentingnya aspek sosialisasi dan bekerja dalam kelompok untuk memupuk solidaritas social dan keterampilan lunak (soft skills).

Nah, untuk menjalankan Kebijakan Merdeka Belajar yang memiliki esensi untuk menggali potensi terbesar guru dan peserta didik dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Inovasi yang dilakukan tak lepas dari dukungan teknologi, yang dapat digunakan sebagai alat bantu guru dalam meningkatkan potensinya. Dukungan teknologi yang diperlukan adalah sumber belajar digital. Apa saja sih sumber belajar digital yang dapat digunakan dalam inovasi pembelajaran?

Sumber belajar banyak ragamnya; orang atau narasumber, bahan bacaan seperti buku, koran, majalah, internet, dll. Ada juga sumber belajar yang berupa alat dan atau benda-benda di sekitar kita seperti meja, kursi, cangkul, pompa air, dll. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), konsep sumber belajar mengalami perubahan yang sangat signifikan. Sumber belajar berbasis TIK telah luar biasa memperkaya sumber belajar yang selama ini tersedia di sekolah. Sumber belajar digital yang tersedia di dunia maya (internet) jauh lebih kaya daripada sumber belajar yang tersedia di manapun. Sumber belajar digital saat ini hampir-hampir tidak ada batas, baik ruang maupun waktu, sehingga peserta didik dapat belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan dapat mencari sumber belajar apa saja. Keadaan seperti ini tentu saja selain menjadi peluang bagi para guru juga sekaligus merupakan tantangan untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Rumah belajar merupakan sebuah portal pembelajaran yang merupakan produk dari Pusdatin Kemendikbud yang bisa dimanfaatkan oleh peserta didik dan tenaga kependidikan. Layanan Rumah belajar ini bisa diakses melalui portal https://belajar.kemdikbud.go.id atau bisa juga mengunduh aplikasinya di playstore dan appstore.



Selain didukung dengan sumber belajar digital dari portal rumah belajar, kebijakan merdeka belajar juga didukung dengan fasilitas akun pembelajaran. Akun Pembelajaran otomatis mendapatkan akses ke aplikasi-aplikasi pendukung pembelajaran dalam Google Workspace for Education yang siap pakai dan telah banyak digunakan publik. Penggunaan aplikasi-aplikasi pembelajaran Google Workspace for Education bebas biaya dan Google mampu mengelola puluhan juta akun sekaligus dengan keamanan tingkat tinggi. Akun yang sama dapat digunakan untuk mengakses aplikasi Kemendikbud, serta berbagai aplikasi pembelajaran lainnya di luar ekosistem Google.

Jenis Aplikasi Pembelajaran yang Bisa Diakses dengan Akun Pembelajaran antara lain pos elektronik (e-mail) untuk penyimpanan dan pembagian dokumen secara elektronik, pengelolaan administrasi pembelajaran secara elektronik, penjadwalan proses pembelajaran secara elektronik, pelaksanaan proses pembelajaran secara daring, baik secara sinkronous maupun asinkronous, serta terintegrasi dengan Rumah Belajar Kemendikbud untuk materi pembelajaran.

Di era pandemi ini peranan teknologi dan informasi telah mendorong lahirnya berbagai inovasi-inovasi dalam berbagai layanan tak terkecuali dalam pendidikan. Inovasi yang lahir dalam sebuah pembelajaran antara guru dan peserta didik juga dipengaruhi oleh perkembangan inovasi pada perangkat telekomunikasi terutama pada teknologi sebuah ponsel pintar.  Handphone atau ponsel pintar merupakan gawai yang paling banyak digunakan peserta didik dalam pembelajaran secara daring di masa pandemi, selain laptop atau tablet. Pada Handphone atau ponsel pintar peserta didik saya, setidaknya ada aplikasi rumah belajar sebagai portal sumber belajar digital, serta google classroom untuk pembelajaran asinkronus dan google meet untuk pembelajaran sinkronus.



Nah, selain itu saya juga memanfaatkan aplikasi pembelajaran kolaborasi Google Docs Editor untuk elektronik Lembar Kerja Peserta Didik dan google form untuk kuis dan latihan soal. Serta aplikasi penyimpanan daring berupa Google Drive untuk menyimpan file bahan ajar, media ajar dan hasil pengerjaan e-LKPD siswa.


Nah, bagaimana sahabat rumah belajar? Apakah mulai berkurang gejala kegalauannya? Yuk, terus belajar dan jadilah long life learner untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Jangan lupa, pantau terus laman web simpatik untuk ikut serta dalam Program Pembatik pada laman berikut :
https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/


Posting Komentar

0 Komentar